Para "tukang masak", mau masak apa nih buat sahur atau buka puasa hari ini? Kerang? Wah kebetulan kalau begitu!
Kali ini Bunda mau bercerita tentang kerang yang setahu Bunda punya banyak peminat.
Cerita ini didapat dari data FFI, tempat Ayah CunDun mengais rejeki.
Jadi, begini ceritanya....
Kerang yang didapat oleh para nelayan, dikupas oleh para keluarga nelayan yang hidup di pesisir pantai Jakarta mulai dari anak sampe para wanita.
Kali ini Bunda mau bercerita tentang kerang yang setahu Bunda punya banyak peminat.
Cerita ini didapat dari data FFI, tempat Ayah CunDun mengais rejeki.
Jadi, begini ceritanya....
Kerang yang didapat oleh para nelayan, dikupas oleh para keluarga nelayan yang hidup di pesisir pantai Jakarta mulai dari anak sampe para wanita.
aktivitas mengupas kerang kemudian dikumpulkan dalam ember-ember yang gak begitu bersih (well, bersih itu relatif ya? ini sih pendapat daku)
Setelah kerang dikupas dari cangkangnya kemudian dicuci disungai yang (sangat menyedihkan) penuh dengan sampah dari seluruh Jakarta dan menjadi sumber pemenuhan kebutuhan penduduk setempat -mulai mencuci sampai membuang hajat-. Ini tampilannya.
tampilan asli daging si-kerangKemudian, untuk "mempercerah" dan "memperindah" penampilannya, direndam dengan zat pewarna dibawah ini
perhatikan baik-baik tulisan pada plastik pembungkus (oh no!!!)
proses "memperindah" si-kerang
Baru setelah itu didapat hasil kerang yang berwarna orange seperti yang ada dipasaran, yang biasanya enak untuk dijadikan sate kerang, tumis, dan sebagainya tergantung selera.
Hanya saja disini masih belum ada penelitian lebih lanjut, apakah perlakuan tersebut diatas berlaku untuk SEMUA jenis kerang atau hanya kerang seperti pada gambar diatas. Nanti kalo ada informasi lebih lanjut, insya allah aku akan bagi informasinya.
Setahu Bunda, ada beberapa pendapat tentang kerang itu sendiri. Mulai dari berbahaya bagi kesehatan, kandungan gizinya, sampai dengan masih dibawah batas normal untuk dikomsumsi.
Nah, kembali kepada masalah selera, terserah pembaca, setelah membaca posting bunda, apakah segera membeli kerang (dipasar tentunya yaa!!) ini sebagai santap sahur dan berbuka atau malah memindahtempatkan si kerang pada salah satu sudut rumah (baca tempat sampah hehe)
Semoga informasinya berguna.
Yang jelas, bunda bersyukur tidak pernah masak kerang dirumah, tapi disisi lain kasihan pada masyarakat yang hidupnya bergantung pada si-kerang bila kelak yang mengkonsumsi kerang jadi berkurang....
Hanya saja disini masih belum ada penelitian lebih lanjut, apakah perlakuan tersebut diatas berlaku untuk SEMUA jenis kerang atau hanya kerang seperti pada gambar diatas. Nanti kalo ada informasi lebih lanjut, insya allah aku akan bagi informasinya.
Setahu Bunda, ada beberapa pendapat tentang kerang itu sendiri. Mulai dari berbahaya bagi kesehatan, kandungan gizinya, sampai dengan masih dibawah batas normal untuk dikomsumsi.
Nah, kembali kepada masalah selera, terserah pembaca, setelah membaca posting bunda, apakah segera membeli kerang (dipasar tentunya yaa!!) ini sebagai santap sahur dan berbuka atau malah memindahtempatkan si kerang pada salah satu sudut rumah (baca tempat sampah hehe)
Semoga informasinya berguna.
Yang jelas, bunda bersyukur tidak pernah masak kerang dirumah, tapi disisi lain kasihan pada masyarakat yang hidupnya bergantung pada si-kerang bila kelak yang mengkonsumsi kerang jadi berkurang....