Buatku, anak-anak adalah spesial.
Begitu pula Muhammad Rizwaan Dunda Ghazi Ghiffari.
2. PANTAU terus tindakan untuk si pasien. Bikin tulisan sendiri. Ga ada ruginya. Toh kelak jg berguna untuk medical record si pasien.
Read more »»
Begitu pula Muhammad Rizwaan Dunda Ghazi Ghiffari.
My Dunda juga spesial.
Kelahirannya didunia pada suatu dini hari ditandai dengan tangisan cukup lantang diiringi buang air kecil pada dokter yang membantu persalinanku.
Maafkan Ayah Bunda ya Nak?
Beberapa kejadian terjadi karena keteledoran kami.
Tiap kali mengingatnya, jerih rasa hatiku. Jatuh dari baby taffle, sampai jatuh dari jendela yang cukup tinggi.
Duh, benar-benar, maafkan Ayah Bunda ya Nak?
Kemudian kamu tumbuh dengan baik dan sempurna dimata kami.
Sempat terjatuh dihalaman belakang pada awal September 2006 yang membentur bagian bawah mata kananmu hingga meninggalkan guratan kecil hingga saat ini.
Kemudian operasi hernia yang pertama pada sebelah kanan karena incaserata pada awal februari 2007.
Kemudian kami berpikir tentang kambuhnya hernia pada mei 2007.
Kemudian sempat panas tinggi disertai diare antara 2007-2008
Kemudian panas tinggi hingga kejang pada april 2008.
Kemudian ditemukan indikasi hernia juga pada bagian kiri.
Kemudian diputuskan operasi kembali pada tanggal 9 Oktober 2008 pada bagian kanan dan kiri.
KEMBALI PADA HERNIA
Pada umur 1,5th seiring dengan meningkatnya aktivitas lompat dan lari sudah terlihat jelas adanya tanda-tanda Hernia dibagian sebelah kanan.
20 November 2007
Ketika sedang di Surabaya konsultasi ke dokter bedah anak yang cukup terkenal di Surabaya, dr. Poerwadi, SpB, SpBa. Langsung diberi pengantar OP. Keraguan melanda ketika akan melakukan operasi pada saat itu. Diputuskan untuk menunda sambil melakukan pengobatan alternatif yang tidak ternyata begitu rutin dilakukan.
Kita terlalu menyepelekan karena merasa kasus terjepit/incaserata tak akan terjadi.
16 Februari 2008
Sedang di Batu. Mbah Bapak sedang sakit keras. Dunda riang bermain seharian. Jam setengah 6 sore terlelap dalam lelah. Jam 6 malam gelisah dengan posisi sujud sambil berkata "sakit...sakit...".
Ketika Bun lihat bagian bawahnya, Masya Allah...bengkak yang besar sekali sampai membiru.
Astaghfirullah. Kejepit.
Segera menelfon orang-orang terkasih. Ayah sedang dijakarta. Segera membawa dunda ke RS Panti Waluya Malang. Lebih dikenal dengan RKZ. Perjalanan Batu-Malang terasa jauh melihat dunda kesakitan. Sampai RS langsung masuk UGD. Dunda segera diinfus, diberi obat tidur. Dites alergi untuk persiapan OP.
Melihat dunda tenang terlelap tanpa merasa sakit membuat Bun juga merasa tenang.
Jam 23.00 WIB masuk kamar operasi ditangani oleh dokter Lulik, SpBa. Jam 01.00 keluar kamar OP, masuk kamar inap.
Alhamdulillah kondisi usus yang terjepit masih bagus. Hanya sebagian penampangnya yang diambil. So far menurut dokter OP berjalan baik. Segala doa kami panjatkan. Dunda dirawat selama 6 hari sambil memantau hasil OP dan mempermudah pemberian AB.
Sempat terapi albumin 5% sebanyak 3 botol, @50cc. Untung dunda mau minum air ikan katuk yang lumayan amis dan makannya banyak. Paling kasihan waktu keluar dari ruang OP harus puasa dulu. Kemudian hanya diberi air putih. Dunda nangis minta makan karena lapar.
Sempat BeTe di RS ini.
Setiap hari Bun catat setiap tindakan dari suster/dokter. Dokter yang visite tidak tiap hari, pada hari-hari terakhir sebelum pulang Bun tanya tentang pemberian obat anrain dan kata dokter: "lo? kok masih dikasih itu? itukan untuk lambung dan udah gak perlu? jangan mau Bu kalo dikasih lagi..".
Kemudian beliau bilang ama suster pendamping, ga usah dikasih itu lagi Sus! OMG....MANA AKU TAUUUU DOKTER???
Dan kemudian ketika pemberian AB selesai, Bun minta pulang ditahan ama suster karena harus confirm dokter. Ok,
Hikmah:
1. Ketika harus dirawat di RS, sebaiknya ada kenalan dokter yang bisa ditanya-tanyaKelahirannya didunia pada suatu dini hari ditandai dengan tangisan cukup lantang diiringi buang air kecil pada dokter yang membantu persalinanku.
Maafkan Ayah Bunda ya Nak?
Beberapa kejadian terjadi karena keteledoran kami.
Tiap kali mengingatnya, jerih rasa hatiku. Jatuh dari baby taffle, sampai jatuh dari jendela yang cukup tinggi.
Duh, benar-benar, maafkan Ayah Bunda ya Nak?
Kemudian kamu tumbuh dengan baik dan sempurna dimata kami.
Sempat terjatuh dihalaman belakang pada awal September 2006 yang membentur bagian bawah mata kananmu hingga meninggalkan guratan kecil hingga saat ini.
Kemudian operasi hernia yang pertama pada sebelah kanan karena incaserata pada awal februari 2007.
Kemudian kami berpikir tentang kambuhnya hernia pada mei 2007.
Kemudian sempat panas tinggi disertai diare antara 2007-2008
Kemudian panas tinggi hingga kejang pada april 2008.
Kemudian ditemukan indikasi hernia juga pada bagian kiri.
Kemudian diputuskan operasi kembali pada tanggal 9 Oktober 2008 pada bagian kanan dan kiri.
KEMBALI PADA HERNIA
Pada umur 1,5th seiring dengan meningkatnya aktivitas lompat dan lari sudah terlihat jelas adanya tanda-tanda Hernia dibagian sebelah kanan.
20 November 2007
Ketika sedang di Surabaya konsultasi ke dokter bedah anak yang cukup terkenal di Surabaya, dr. Poerwadi, SpB, SpBa. Langsung diberi pengantar OP. Keraguan melanda ketika akan melakukan operasi pada saat itu. Diputuskan untuk menunda sambil melakukan pengobatan alternatif yang tidak ternyata begitu rutin dilakukan.
Kita terlalu menyepelekan karena merasa kasus terjepit/incaserata tak akan terjadi.
16 Februari 2008
Sedang di Batu. Mbah Bapak sedang sakit keras. Dunda riang bermain seharian. Jam setengah 6 sore terlelap dalam lelah. Jam 6 malam gelisah dengan posisi sujud sambil berkata "sakit...sakit...".
Ketika Bun lihat bagian bawahnya, Masya Allah...bengkak yang besar sekali sampai membiru.
Astaghfirullah. Kejepit.
Segera menelfon orang-orang terkasih. Ayah sedang dijakarta. Segera membawa dunda ke RS Panti Waluya Malang. Lebih dikenal dengan RKZ. Perjalanan Batu-Malang terasa jauh melihat dunda kesakitan. Sampai RS langsung masuk UGD. Dunda segera diinfus, diberi obat tidur. Dites alergi untuk persiapan OP.
Melihat dunda tenang terlelap tanpa merasa sakit membuat Bun juga merasa tenang.
Jam 23.00 WIB masuk kamar operasi ditangani oleh dokter Lulik, SpBa. Jam 01.00 keluar kamar OP, masuk kamar inap.
Alhamdulillah kondisi usus yang terjepit masih bagus. Hanya sebagian penampangnya yang diambil. So far menurut dokter OP berjalan baik. Segala doa kami panjatkan. Dunda dirawat selama 6 hari sambil memantau hasil OP dan mempermudah pemberian AB.
Sempat terapi albumin 5% sebanyak 3 botol, @50cc. Untung dunda mau minum air ikan katuk yang lumayan amis dan makannya banyak. Paling kasihan waktu keluar dari ruang OP harus puasa dulu. Kemudian hanya diberi air putih. Dunda nangis minta makan karena lapar.
Sempat BeTe di RS ini.
Setiap hari Bun catat setiap tindakan dari suster/dokter. Dokter yang visite tidak tiap hari, pada hari-hari terakhir sebelum pulang Bun tanya tentang pemberian obat anrain dan kata dokter: "lo? kok masih dikasih itu? itukan untuk lambung dan udah gak perlu? jangan mau Bu kalo dikasih lagi..".
Kemudian beliau bilang ama suster pendamping, ga usah dikasih itu lagi Sus! OMG....MANA AKU TAUUUU DOKTER???
Dan kemudian ketika pemberian AB selesai, Bun minta pulang ditahan ama suster karena harus confirm dokter. Ok,
Hikmah:
2. PANTAU terus tindakan untuk si pasien. Bikin tulisan sendiri. Ga ada ruginya. Toh kelak jg berguna untuk medical record si pasien.
Ketika Dunda masih dirawat di RS, Mbah Bapak berpulang menghadap Yang Kuasa.
Alfatihah untuk beliau.
Mei 2008
Seiring waktu, Dunda kembali ceria dan aktif. Ketika terlihat adanya bengkak kembali disaat Dunda beraktivitas membuat kekhawatiran tersendiri. Berharap itu adalah keloid atau bekas OP yang belum pulih. Kita telfon dokter Lulik, direkomendasi ke dokter Kemas Firman SpA yang ahli dalam bidang radiologi anak.
5 Juni 2008
Kontrol awal di MMC. Dilihat penampakan, menurut dokter Kemas kemungkinan hernia masih ada. Untuk pastinya, keesokan harinya dilakukan USG di RS Hermina pavilyun Jatinegara.
Saat USG tak ditemukan adanya kemungkinan hernia.
Kelak diketahui kemungkinan penyebab tidak terdeteksinya adalah dunda yang kooperatif hingga saat itu kondisi sedang stabil, jadi tidak bengkak. FYI, hernia akan terjadi/bengkak ketika anak beraktivitas yang berhubungan dengan penekanan perut seperti mengejan, batuk tiada henti, beraktivitas berlebihan dsb.
6 Agustus 2008
Semakin sering bengkak terjadi. Walau menenangkan hati, tetap prasangka itu tidak hilang. 6 Agustus 2008 Dunda panas karena batpil. Berhari-hari belum sembuh membuat kita pergi ke dokter Bukid SpA di Mediros. Sekalian memperlihatkan bagian hernia.
Kata Dokter Bukid, "Ini sih bener hernia...udah OP ya? wahh siapa yang ngerjain?".
Dirujuk ke dokter Riana Tamba SpBa. Sebelum konsul Ay telfon dokternya. Menceritakan kronologis, dan beliau mengatakan di Surabaya ada dokter bedah anak yang spesialisnya bagian perut kebawah. Dan ternyata Dr. Poerwadi yang disebut!
7 Oktober 2008
Di Surabaya konsul ke dokter Poerwadi SpB, SpBa.
Dijelaskan oleh beliau kasus residen/kambuh hernia pada anak kemungkinan besar dikarenakan telah terjadi incaserata. Jadi proses tidak hanya menutup lubang yang ada, melainkan juga "membenarkan" usus yang kejepit. Masih bersyukur usus tak sampai membusuk dan harus dipotong.
OP hernia yang terencana -dalam hal ini tanpa menunggu kejepit- pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan diharapkan makin memperkuat hasil jahitan menutup secara alami seiring pertumbuhan sel-sel barunya.
Berbeda dengan dunda yang mengalami incaserata, ada bagian ring yang harus dipotong. Inilah yang menyebabkan peluang kambuh lebih besar. Agar objektif, kita diminta melakukan USG Inguinal di Graha Amerta oleh Dr. Budi Laraswati Sp.Rad.
Oya melihat Dunda yang Batpil, beliau memberi resep puyer berisi obat batuk dan AB.
8 Oktober 2008
Menuju Graha Amerta janjian jam 2 siang.
Dokter Budi Laraswati, Sp.Rad ramah, baik dan komunikatif. Kondisi Dunda yang sedang menangis teriak-teriak disatu sisi membuat repot disisi lain jadi mempermudah hasil USG INGUINAL karena otomatis hernianya muncul. Btw Bunda sampai ikutan tidur di kasurnya memegangi Dunda. (Biaya sekitar 350.000,00).
Malam langsung ke Dr. Poerwadi untuk menunjukkan hasil USG. Hasil USG sebelah kanan dipastikan hernia. Sebelah kiri berpotensi hernia juga. Terlihat dengan adanya lubang.....Diberi surat rujukan OP (yang kedua) oleh Dr. Poerwadi untuk OP besok pagi. Beliau baik dan tidak sok sebagai dokter yang senior dan laris yang irit ngomong. Membuat kami nyaman untuk berkonsultasi dan melakukan tindakan medis lewat tangan beliau.
Kata Dr. Poerwadi, " Ini saya kasih surat tapi keputusan terserah kapan mau dilakukan OP. Mau besok, lusa atau kapan saja, monggo kerso ya? tidak ada paksaan. Tinggal hubungi saya kapan saja sudah siap".
Persiapan OP hanya puasa selama 5 jam. Saat itu Bun benar-benar pasrah. Lillahi Ta'ala. Ternyata pasrah dan berserah diri membuat hati lebih damai. Bahagia.
Bun merasa berjalan di awan. Tenang. Damai. Segera minta doa restu pada orang tua. Bismillahirrahmanirrahim.
Pulang dari dokter kita ajak CunDun makan di KFC.
Sambil bermain di arena bermain, makannya cukup banyak. Diharapkan sampai rumah dalam kondisi kenyang dan capek hingga lelap tidurnya sampai esok hari. Sampai rumah Waru ternyata mati lampu seSurabaya-Sidoarjo-Gresik. Top...Untung anak-anak udah capek seharian main jadi ga terpengaruh dengan hawa panas tidur tanpa AC di sby.
Malam itu juga kita telfon Dr. Poerwadi menyatakan kesiapan OP esok hari. Menurut dokter, OP biasanya dilakukan 15 menit bagian kanan, 15 menit bagian kiri. Sekitar itu waktu yang dibutuhkan.
9 Oktober 2008
Berangkat dari rumah jam 06.30 WIB menuju RS Darmo. Daftar.
Ay Bun menandatangani berita acara OP.
Kemudian proses menunggu. Ada 2 pasien sunat. Dari jam 07.00 yang disepakati, molor 1 jam. Jam 08.05 sampai dengan 09.10 WIB masuk ruang OP. Ketika ganti baju OP, my Dun terbangun. Langsung nangis, marah, berontak.
Diantar Ay ke ruang OP, dun bilang, " adek gak apa-apa kok, adek mau kerumah mbah ibu aja..". Langsung dikasih obat bius, langsung deh, anteng. Oya, sesaat sebelum masuk ruang OP bun bawain Ay kamera untuk ambil gambar di ruang OP. Sayang, GA BOLEH ambil foto didalam ruang OP.
Sambil nunggu sempat mikir kenapa kok lama ya? kan katanya cuman setengah jam? Tapi tetap positif thinking dan semangat. Terbukti AyBun sempat sarapan saat menanti. Karena berfikir pasti kalo nanti Dun keluar dari ruang OP kita ga akan sempat makan.
Hikmah:
1. Dalam kondisi apapun, ketika menjaga. merawat orang sakit, kita HARUS tetap sehat. Jangan sampai sakit karena pasti akan memperburuk proses menuju kesembuhan.
2. Doa dan dukungan semua sahabat dan orang terdekat adalah penting dan indah sekali.
3. Ada alasan kuat untuk memperpanjang mudik *halahh*
Setelah keluar ruang OP, tunggu 15 menit, dunda sadar diri.
Proses cepat sekali. Menangis mengeluh sakit tapi karena masih dalam pengaruh obat bius jadi tidur lagi.
Seusai OP bertemu Dokter Poerwadi, katanya pengerjaan kiri ok, hanya yang kanan terjadi perlengketan. Sudah dibenahi, diikat dan dijahit. Tuntas. Ga ada masalah. Mudah2an amien
Sempat tanya suster, bagaimana tadi OPnya.
Katanya sama, yang kiri ok, hanya yang kanan agak rumit. Ketika ditanya bagaimana Sus? "Yaa begitulah...berdoa aja" sambil senyum.
Kok agak kurang melegakan ya? tp bismillah...percaya pada kekuatan doa.
Tidak diberi resep apapun, hanya diminta menghabiskan obat batpil yg kemaren itu.
Langsung Bun tebus deh...coz kemaren sengaja ga ditebus. Agak gimana gitu ama puyer. Dirumah seharian Dunda tidur.
Cunda diajak pergi Yangci biar ga gangguin adeknya. Benar-benar bangun tidur jam 4 sore, langsung minum. Tadi diberi tahu awal diberi minum air putih dulu, secara bertahap diberi makanan.
Melihat kondisi lambung/perut setelah diberi obat bius biasanya jadi gampang muntah. Setelah mau minum, makan cemilan sedikit demi sedikit, Dunda sempat muntah sekali. Tapi kemudian normal kembali.
Bisa jalan tapi merunduk menahan sakit. Esoknya juga demikian. Kadang masih mengeluh sakit. Baru 2 hari setelah OP jalannya Dunda udah gagah kembali. Hanya saja masih gampang bilang capek kalau terlalu banyak aktivitas.
13 Oktober 2008
Kontrol ke dokter Poerwadi.
Dunda yang selama ini dilarang banyak gerak, ketika masuk ruang periksa langsung berkata lantang,"dokter, kalo perbannya udah dibuka boleh lari-lari sama lompat-lompat lagi ya?". Jawaban IYA dari dokter membuat Dunda bahagia sekali...langsung lompat-lompat dan lari setelah perban dibuka. Duh...Bunda yang ser-seran. Diberi resep obat oles BIONECT untuk luka luarnya. Lumayan mahal. 110rb.
Selama ini, pak dokter bila ditelfon menanggapi dengan baik sekali.
Masalah Dunda ini menjadi salah satu pelajaran berharga. Terutama dari sisi spiritual Bun. Terimakasih kepada semua sahabat, saudara yang banyak memberi dukungan dan suntikan semangat. Terutama sahabat dunia maya yang bahkan bertatap muka saja belum pernah. Pasti Allah akan membalas lebih. Amien3x.
Hernia versi Bunda
1. Pada anak-anak adalah murni bawaan lahir dimana lubang tempat testis turun kebawah yang seharusnya menutup dengan alami dalam hal ini tidak bisa menutup.
2. Pada anak-anak seringkali sampai usia 1 tahun bisa menutup sendiri secara alami akan tetapi lepas dari 1 tahun bila belum juga menutup berarti pasti akan ada lubang sampai dewasa.
3. Hernia TIDAK BERBAHAYA selama tidak ada kasus kejepit. Pada anak-anak sebenarnya peluang kejepit kecil sekali akan dan setelah OP kecil peluang kambuh. Kebetulan Dunda spesial, jadi dia termasuk yang jarang tersebut.
4. Bila pada salah satu bagian -kebanyakan kanan- diketahui hernia, 15% kemungkinan sisi lainnya hernia juga. Kebetulan dalam hal ini Dunda juga anak terpilih.
5. Bila hernia segera ditangani dini pada anak-anak, kemungkinan kambuh lagi adalah 1%
6. Bila hernia residen diOP kembali, kemungkinan kambuh sekitar 10%. Bun berharap Dunda tidak masuk bagian ini sampai kapanpun amien.
7. Hernia bisa terjadi baik pada lelaki maupun perempuan
8. Secara "tidak ilmiah", pada banyak kasus hernia bisa sembuh dengan pengobatan alternatif.
Tapi tentu saja, itu tergantung keyakinan masing-masing. Menurut Bun, kesembuhan adalah datang dari ALLAH semata. Kita hanya wajib berdoa dan berikhtiar.
Selanjutkan, biarkan ALLAH yang menyelesaikan ;)
Mudah-mudahan posting ini bermanfaat.
Terutama bila ada pembaca yang mengalami kasus sama.
Karena Bun browsing tentang hernia residen pada anak-anak kok ga nemu ya? Bun sempet nanya kesini juga loh..
FYI gambar diatas diambil tanggal 21 Oktober 2008, lagi gulung-gulung sambil teriak-teriak dilantai menjawab pertanyaan bagaimana kabar Dunda sekarang kan?!?
(tuh kan, panjang cerita kali ini..)
Alfatihah untuk beliau.
Mei 2008
Seiring waktu, Dunda kembali ceria dan aktif. Ketika terlihat adanya bengkak kembali disaat Dunda beraktivitas membuat kekhawatiran tersendiri. Berharap itu adalah keloid atau bekas OP yang belum pulih. Kita telfon dokter Lulik, direkomendasi ke dokter Kemas Firman SpA yang ahli dalam bidang radiologi anak.
5 Juni 2008
Kontrol awal di MMC. Dilihat penampakan, menurut dokter Kemas kemungkinan hernia masih ada. Untuk pastinya, keesokan harinya dilakukan USG di RS Hermina pavilyun Jatinegara.
Saat USG tak ditemukan adanya kemungkinan hernia.
Kelak diketahui kemungkinan penyebab tidak terdeteksinya adalah dunda yang kooperatif hingga saat itu kondisi sedang stabil, jadi tidak bengkak. FYI, hernia akan terjadi/bengkak ketika anak beraktivitas yang berhubungan dengan penekanan perut seperti mengejan, batuk tiada henti, beraktivitas berlebihan dsb.
6 Agustus 2008
Semakin sering bengkak terjadi. Walau menenangkan hati, tetap prasangka itu tidak hilang. 6 Agustus 2008 Dunda panas karena batpil. Berhari-hari belum sembuh membuat kita pergi ke dokter Bukid SpA di Mediros. Sekalian memperlihatkan bagian hernia.
Kata Dokter Bukid, "Ini sih bener hernia...udah OP ya? wahh siapa yang ngerjain?".
Dirujuk ke dokter Riana Tamba SpBa. Sebelum konsul Ay telfon dokternya. Menceritakan kronologis, dan beliau mengatakan di Surabaya ada dokter bedah anak yang spesialisnya bagian perut kebawah. Dan ternyata Dr. Poerwadi yang disebut!
7 Oktober 2008
Di Surabaya konsul ke dokter Poerwadi SpB, SpBa.
Dijelaskan oleh beliau kasus residen/kambuh hernia pada anak kemungkinan besar dikarenakan telah terjadi incaserata. Jadi proses tidak hanya menutup lubang yang ada, melainkan juga "membenarkan" usus yang kejepit. Masih bersyukur usus tak sampai membusuk dan harus dipotong.
OP hernia yang terencana -dalam hal ini tanpa menunggu kejepit- pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan diharapkan makin memperkuat hasil jahitan menutup secara alami seiring pertumbuhan sel-sel barunya.
Berbeda dengan dunda yang mengalami incaserata, ada bagian ring yang harus dipotong. Inilah yang menyebabkan peluang kambuh lebih besar. Agar objektif, kita diminta melakukan USG Inguinal di Graha Amerta oleh Dr. Budi Laraswati Sp.Rad.
Oya melihat Dunda yang Batpil, beliau memberi resep puyer berisi obat batuk dan AB.
8 Oktober 2008
Menuju Graha Amerta janjian jam 2 siang.
Dokter Budi Laraswati, Sp.Rad ramah, baik dan komunikatif. Kondisi Dunda yang sedang menangis teriak-teriak disatu sisi membuat repot disisi lain jadi mempermudah hasil USG INGUINAL karena otomatis hernianya muncul. Btw Bunda sampai ikutan tidur di kasurnya memegangi Dunda. (Biaya sekitar 350.000,00).
Malam langsung ke Dr. Poerwadi untuk menunjukkan hasil USG. Hasil USG sebelah kanan dipastikan hernia. Sebelah kiri berpotensi hernia juga. Terlihat dengan adanya lubang.....Diberi surat rujukan OP (yang kedua) oleh Dr. Poerwadi untuk OP besok pagi. Beliau baik dan tidak sok sebagai dokter yang senior dan laris yang irit ngomong. Membuat kami nyaman untuk berkonsultasi dan melakukan tindakan medis lewat tangan beliau.
Kata Dr. Poerwadi, " Ini saya kasih surat tapi keputusan terserah kapan mau dilakukan OP. Mau besok, lusa atau kapan saja, monggo kerso ya? tidak ada paksaan. Tinggal hubungi saya kapan saja sudah siap".
Persiapan OP hanya puasa selama 5 jam. Saat itu Bun benar-benar pasrah. Lillahi Ta'ala. Ternyata pasrah dan berserah diri membuat hati lebih damai. Bahagia.
Bun merasa berjalan di awan. Tenang. Damai. Segera minta doa restu pada orang tua. Bismillahirrahmanirrahim.
Pulang dari dokter kita ajak CunDun makan di KFC.
Sambil bermain di arena bermain, makannya cukup banyak. Diharapkan sampai rumah dalam kondisi kenyang dan capek hingga lelap tidurnya sampai esok hari. Sampai rumah Waru ternyata mati lampu seSurabaya-Sidoarjo-Gresik. Top...Untung anak-anak udah capek seharian main jadi ga terpengaruh dengan hawa panas tidur tanpa AC di sby.
Malam itu juga kita telfon Dr. Poerwadi menyatakan kesiapan OP esok hari. Menurut dokter, OP biasanya dilakukan 15 menit bagian kanan, 15 menit bagian kiri. Sekitar itu waktu yang dibutuhkan.
9 Oktober 2008
Berangkat dari rumah jam 06.30 WIB menuju RS Darmo. Daftar.
Ay Bun menandatangani berita acara OP.
Kemudian proses menunggu. Ada 2 pasien sunat. Dari jam 07.00 yang disepakati, molor 1 jam. Jam 08.05 sampai dengan 09.10 WIB masuk ruang OP. Ketika ganti baju OP, my Dun terbangun. Langsung nangis, marah, berontak.
Diantar Ay ke ruang OP, dun bilang, " adek gak apa-apa kok, adek mau kerumah mbah ibu aja..". Langsung dikasih obat bius, langsung deh, anteng. Oya, sesaat sebelum masuk ruang OP bun bawain Ay kamera untuk ambil gambar di ruang OP. Sayang, GA BOLEH ambil foto didalam ruang OP.
Sambil nunggu sempat mikir kenapa kok lama ya? kan katanya cuman setengah jam? Tapi tetap positif thinking dan semangat. Terbukti AyBun sempat sarapan saat menanti. Karena berfikir pasti kalo nanti Dun keluar dari ruang OP kita ga akan sempat makan.
Hikmah:
1. Dalam kondisi apapun, ketika menjaga. merawat orang sakit, kita HARUS tetap sehat. Jangan sampai sakit karena pasti akan memperburuk proses menuju kesembuhan.
2. Doa dan dukungan semua sahabat dan orang terdekat adalah penting dan indah sekali.
3. Ada alasan kuat untuk memperpanjang mudik *halahh*
Setelah keluar ruang OP, tunggu 15 menit, dunda sadar diri.
Proses cepat sekali. Menangis mengeluh sakit tapi karena masih dalam pengaruh obat bius jadi tidur lagi.
Seusai OP bertemu Dokter Poerwadi, katanya pengerjaan kiri ok, hanya yang kanan terjadi perlengketan. Sudah dibenahi, diikat dan dijahit. Tuntas. Ga ada masalah. Mudah2an amien
Sempat tanya suster, bagaimana tadi OPnya.
Katanya sama, yang kiri ok, hanya yang kanan agak rumit. Ketika ditanya bagaimana Sus? "Yaa begitulah...berdoa aja" sambil senyum.
Kok agak kurang melegakan ya? tp bismillah...percaya pada kekuatan doa.
Tidak diberi resep apapun, hanya diminta menghabiskan obat batpil yg kemaren itu.
Langsung Bun tebus deh...coz kemaren sengaja ga ditebus. Agak gimana gitu ama puyer. Dirumah seharian Dunda tidur.
Cunda diajak pergi Yangci biar ga gangguin adeknya. Benar-benar bangun tidur jam 4 sore, langsung minum. Tadi diberi tahu awal diberi minum air putih dulu, secara bertahap diberi makanan.
Melihat kondisi lambung/perut setelah diberi obat bius biasanya jadi gampang muntah. Setelah mau minum, makan cemilan sedikit demi sedikit, Dunda sempat muntah sekali. Tapi kemudian normal kembali.
Bisa jalan tapi merunduk menahan sakit. Esoknya juga demikian. Kadang masih mengeluh sakit. Baru 2 hari setelah OP jalannya Dunda udah gagah kembali. Hanya saja masih gampang bilang capek kalau terlalu banyak aktivitas.
13 Oktober 2008
Kontrol ke dokter Poerwadi.
Dunda yang selama ini dilarang banyak gerak, ketika masuk ruang periksa langsung berkata lantang,"dokter, kalo perbannya udah dibuka boleh lari-lari sama lompat-lompat lagi ya?". Jawaban IYA dari dokter membuat Dunda bahagia sekali...langsung lompat-lompat dan lari setelah perban dibuka. Duh...Bunda yang ser-seran. Diberi resep obat oles BIONECT untuk luka luarnya. Lumayan mahal. 110rb.
Selama ini, pak dokter bila ditelfon menanggapi dengan baik sekali.
Masalah Dunda ini menjadi salah satu pelajaran berharga. Terutama dari sisi spiritual Bun. Terimakasih kepada semua sahabat, saudara yang banyak memberi dukungan dan suntikan semangat. Terutama sahabat dunia maya yang bahkan bertatap muka saja belum pernah. Pasti Allah akan membalas lebih. Amien3x.
Hernia versi Bunda
1. Pada anak-anak adalah murni bawaan lahir dimana lubang tempat testis turun kebawah yang seharusnya menutup dengan alami dalam hal ini tidak bisa menutup.
2. Pada anak-anak seringkali sampai usia 1 tahun bisa menutup sendiri secara alami akan tetapi lepas dari 1 tahun bila belum juga menutup berarti pasti akan ada lubang sampai dewasa.
3. Hernia TIDAK BERBAHAYA selama tidak ada kasus kejepit. Pada anak-anak sebenarnya peluang kejepit kecil sekali akan dan setelah OP kecil peluang kambuh. Kebetulan Dunda spesial, jadi dia termasuk yang jarang tersebut.
4. Bila pada salah satu bagian -kebanyakan kanan- diketahui hernia, 15% kemungkinan sisi lainnya hernia juga. Kebetulan dalam hal ini Dunda juga anak terpilih.
5. Bila hernia segera ditangani dini pada anak-anak, kemungkinan kambuh lagi adalah 1%
6. Bila hernia residen diOP kembali, kemungkinan kambuh sekitar 10%. Bun berharap Dunda tidak masuk bagian ini sampai kapanpun amien.
7. Hernia bisa terjadi baik pada lelaki maupun perempuan
8. Secara "tidak ilmiah", pada banyak kasus hernia bisa sembuh dengan pengobatan alternatif.
Tapi tentu saja, itu tergantung keyakinan masing-masing. Menurut Bun, kesembuhan adalah datang dari ALLAH semata. Kita hanya wajib berdoa dan berikhtiar.
Selanjutkan, biarkan ALLAH yang menyelesaikan ;)
Mudah-mudahan posting ini bermanfaat.
Terutama bila ada pembaca yang mengalami kasus sama.
Karena Bun browsing tentang hernia residen pada anak-anak kok ga nemu ya? Bun sempet nanya kesini juga loh..
FYI gambar diatas diambil tanggal 21 Oktober 2008, lagi gulung-gulung sambil teriak-teriak dilantai menjawab pertanyaan bagaimana kabar Dunda sekarang kan?!?
(tuh kan, panjang cerita kali ini..)